Posts

Showing posts from February, 2020

Jangan (Terlalu) Percaya Media Massa - Tiada Ojek di Paris

Jangan (Terlalu) Percaya Media Massa - Percayalah, Pengelolamedia Sama Bodohnya Dengan Kita Setelah membaca esai ini secara keseluruhan, esai ini bersifat lebih edukatif. Sungguh hal yang menarik, bukan? Buku ‘Tiada Ojek Di Paris’ ditutup dengan sebuah esai terakhir yang dapat mengedukasikan para pembacanya. Hal ini dapat memberi kesan yang baik terhadap buku ini secara keseluruhan. Esai terakhir ini benar - benar dapat memberikan pengetahuan yang sangat berguna bagi para pembacanya. Para pembaca tak tentu sadar bahwa mereka sedang menerima sebuah pengertian atau pemahaman dari esai ini, tapi tentunya mereka akan merefleksikan dalam hidup mereka masing - masing secara tak langsung. Di dalam pembahasannya, terdapat pertanyaan - pertanyaan yang diajukan oleh sang penulis kepada para pembaca. Saya yakin pertanyaan - pertanyaan itu dapat merangsang pemikiran para pembaca untuk berpikir lebih kritis. Esai ini bersifat lebih serius namun tak membuat esai ini membosankan. Sungguh, esai ...

Berhala - Tiada Ojek di Paris

Berhala - Ketika TV Adalah Nyata Pembahasan dalam esai satu ini sungguh telah dirasakan ataupun dialami oleh kebanyakan orang. Kecanduan akan televisi ataupun perangkat elektronik lainnya. Di jaman sekarang, siapa sih yang tak mengenal hal - hal seperti itu? Sang penulis membuat hal yang digunakan oleh hampir seluruh masyarakat jaman sekarang menjadi topik pembahasannya di dalam esai kali ini. Menurut saya, ini sungguh menarik. Orang - orang akan menjadi lebih tertarik dengan hal - hal yang mereka juga alami setiap harinya. Maka, membuat esai dengan sebuah pembahasan yang dialami oleh kebanyakan masyarakat sungguh akan menarik perhatian mereka. Di dalam pembahasannya, terdapat beberapa kata yang sulit untuk dimengerti ataupun dibaca. Namun, kata - kata seperti itu tak terlalu banyak. Dan setiap sang penulis menggunakan kata - kata yang agak sulit, sang penulis tentunya menyertakan arti dari kata tersebut agar para pembaca dapat mengerti lebih mudah. Oleh karena itu, tak harus rag...

Jakarta Yang Sebenarnya? Tiada Ojek di Paris

Jakarta Yang Sebenarnya? - Jakarta Bukan Babylon Esai kali ini diawali dengan cerita pengalaman seseorang baru pertama kali datang ke Jakarta. Dari pengalaman itu, sang penulis mengkaitkannya dengan isi pembahasan sebenarnya yaitu tentang Jakarta yang sebenarnya. Namun, saat saya membaca esai ini lebih lanjut lagi, ternyata ada sebuah makna yang ingin di sampaikan oleh penulis. Secara perlahan - lahan, dari awal esai, memang ada yang ingin disampaikan oleh sang penulis lewat karya nya ini. Di bagian akhir - akhir esai lah baru dapat dimengerti secara lengkap makna apa yang ingin disampaikan oleh sang penulis. Esai kali ini diakhiri dengan sangat baik. Dengan kalimat ‘Maka, waspadalah kepada usaha penyeragamaan, busana maupun pikiran, yang hanya akan mengembalikan kita ke abad kegelapan’, dapat memberikan suasana yang unik bagi para pembaca. Struktur dalam esai ini juga cukup baik. Diawali dengan pembukaan yaitu dengan sebuah cerita pengalaman pribadi, dan juga diakhiri dengan kal...

Ojek Sudirman-Thamrin - Tiada Ojek di Paris

Ojek Sudirman-Thamrin - Tiada Ojek Di Paris Dari semua esai yang sudah saya baca di dalam buku ‘Tiada Ojek Di Paris’ sejauh ini, tidak ada esai yang benar - benar membahas seperti dengan judul buku ‘Tiada Ojek Di Paris’ itu sendiri kecuali esai yang satu ini. Di dalam esai ini, ojek benar - benar dibahas. Di dalam kalimat pertamanya pun, sang penulis menuliskan, ‘Sebulan di Paris, terkurung dalam ruang kecil, setiap kali mengetik cerita bersambung untuk Koran Suara Merdeka, Semarang, saya berhadapan dengan sebuah poster di tembok: OJEK SUDIRMAN-THAMRIN’. Tak hanya itu, sang penulis juga menjelaskan dan membahas tentang sebuah peta ojek sampai ke detil - detilnya. Di bagian - bagian akhir esai ini, terdapat penjelasan yang menurut saya sangat menarik. Dari penjelasan itu, saya bisa akhirnya mengerti dengan apa yang di maksud dari judul buku ‘Tiada Ojek Di Paris’. Esai ini benar - benar menarik perhatian saya. Hanya terdapat 3 esai lagi, dan saya rasa esai kali ini adalah esai favor...

Dimensi Ruang - Tiada Ojek di Paris

Dimensi Ruang : Kisah - Kisah Jakarta - Ukuran Hanya Akan Menjadi Ukuran, Maknanya Ditentukan Manusia. Menurut saya, isi dari esai kali ini cukup menarik. Jika harus di beri bintang, maka saya akan memberi bintang 3 dari 5 bintang. Esai ini ditulis dengan perpaduan antara pengalaman pribadi dan fakta - fakta nyata yang terjadi di dunia. Perpaduan antara dua hal itu membuat esai ini tak terlalu datar dan dapat menarik para pembaca. Bahasa yang digunakan juga bukan bahasa yang formal. Namun, terdapat campuran antara bahasa Jawa juga. Banyak istilah - istilah yang digunakan di dalam esai ini namun sang penulis dapat membuat esai ini jelas bagi pembacanya. Sehingga, setiap orang yang membaca tentunya akan dapat mengerti dengan mudah isi dari esai tersebut. Esai ini sangat cocok untuk dibaca di tengah - tengah kesibukan hari atau disaat malam sebelum istirahat.